Translate

Rabu, 17 April 2013

Ahok: Harapan Saya Tak Ada UN, Bikin Stres

Ahok: Harapan Saya Tak Ada UN, Bikin Stres
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Liputan6.com/Danu Baharuddin)
Liputan6.com, Jakarta : Mulai Senin (15/4/2013), sejumlah SMA/SMK di beberapa daerah di Indonesia menggelar Ujian Nasional (UN). Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun punya harapan tersendiri terkait UN.

"Harapan saya enggak ada Ujian Nasional. Bikin stres," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (15/4/2013).

Seharusnya, menurut Ahok, lulus atau tidaknya seorang siswa itu ditentukan dari proses belajar mereka selama 3 tahun. Bukan dari ujian yang dilaksanakan dalam waktu 3 hari.

"Ya orang kan mesti dihitung disiplinnya, bukan cuma dari UN. Orang mesti dilihat prosesnya. Kalau sistim pendidikan yang baik itu prosesnya, bukan hasilnya. Ini komentar pribadi ya," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur tersebut menganggap UN selama 3 hari hanya membuat para siswa menjadi tertekan. Dia pun mengaku sebagai pribadi, tidak setuju pada sistem ujian nasional. Sebab, nilai hasil UN tidak akan mampu mengukur karakter seorang siswa, baik dari segi mental, kedisiplinan, dan lain-lain.

"Jadi sesuatu yang lucu. Sebagai wagub ya saya harus ikut, tapi sebagai pribadi saya enggak mau UN. Apakah kamu dapat ujian nilai tinggi menjamin karakter kamu bagus, kamu bisa disiplin kerja, kamu orang yang tahan banting, tahan menghadapi kesulitan?" jelas Ahok.

Tekanan menghadapi UN, sambungnya, membuat para siswa bahkan pihak sekolah pun bisa melakukan segala cara, bahkan tindakan di luar nalar, agar siswa-siswinya dapat lulus ujian nasional. "Bikin orang stres, sampai ke dukun, doa-doa. Ada yang lebih gila lagi. Guru ngasih murid nyontek. Itu udah tidak sesuai lagi. Semua sekolah, udah dibayar mahal, pake komite, pungut lagi, semua orang tua ketakutan, rela bayar lagi, bayar bimbel, bimbel masuk ke sekolah di jam sekolah. Padahal sekolah punya kewajiban 24 jam tatap muka. Hanya demi ngelulusin," papar Ahok.

Menurut dia, sistem ujiannya sebaiknya seperti dulu, di mana seorang guru bisa memasukkan penilaian perilaku dan kompetensi belajar siswanya. Sehingga nilai kelulusan juga dipengaruhi oleh proses belajar. Sebab, jika kelulusan hanya dari kalkulasi nilai ujian selama 3 hari, maka proses belajar 3 tahun tidak berarti.

"Seharusnya kayak dulu saja. Proses, Guru mengenali muridnya, potensinya apa. Kalau mau UN, sekolah bubarin aja. Semua belajar masing-masing. Les saja, bimbel, terus langsung ujian," imbuh Ahok. (Mut)
Sumber: http://news.liputan6.com/read/561966/ahok-harapan-saya-tak-ada-un-bikin-stres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar